Tamim Darri Ra.
Menghalau Api
Abu
Nu’aim mentakhrijkan di dalam Ad-Dalaail (212) dari Muawiyah bin Harmal, dia
berkata, “Di Madinah saya telah pergi makan bersama Tamim Dari ra. Saya makan
dengan lahapnya dan saya tidak merasa kenyang karena saya terlalu lapar.
Saungguh saya telah berada di dalam masjid selama tiga hari tanpa makanan
diantara kami”.
Pada
suatu hari ketika keluar api yang sangat panas, ‘Umar ra. datang kepada Tamim
Dari ra. ‘Umar ra. berkata kepadanya, “Berdirilah, pergilah kepada api itu”.
Berkata pula Tamim Dari ra., “Ya amirul mukminin siapa saya ini? apalah saya
ini?”, karena sifat tawadhu’annya. Maka belum bergerak Tamim Dari ra. sehingga
‘Umar ra. berdiri bersamanya.
Berkata
Mu’awiyah, “saya mengikuti mereka berdua pergi menuju api itu, maka Tamim Dari
ra. menghalau api itu dengan tangannya seperti ini (hakadza) sehingga api itu
masuk ke dalam terumbu di atas bukit dan masuklah Tamim Dari ra. ke
belakangnya”. ‘Umar ra. kemudian berkata, “tidaklah sama orang yang melihat
dengan orang yang tidak melihat!”
Baihaqi
mentakhrijkan dari Mu’awiyah bin Harlam, dia berkata, “telah keluar api yang
sangat panas, dan dituturkannya oleh Baihaqi sebagaimana di dalam Al-Bidayah
(2/153).
*
artikel dikutip dari Azhaar Jaafar
Abu
Nu’aim mentakhrijkan di dalam Ad-Dalaail (212) dari Muawiyah bin Harmal, dia
berkata, “Di Madinah saya telah pergi makan bersama Tamim Dari ra. Saya makan
dengan lahapnya dan saya tidak merasa kenyang karena saya terlalu lapar.
Saungguh saya telah berada di dalam masjid selama tiga hari tanpa makanan
diantara kami”.
Pada
suatu hari ketika keluar api yang sangat panas, ‘Umar ra. datang kepada Tamim
Dari ra. ‘Umar ra. berkata kepadanya, “Berdirilah, pergilah kepada api itu”.
Berkata pula Tamim Dari ra., “Ya amirul mukminin siapa saya ini? apalah saya
ini?”, karena sifat tawadhu’annya. Maka belum bergerak Tamim Dari ra. sehingga
‘Umar ra. berdiri bersamanya.
Berkata
Mu’awiyah, “saya mengikuti mereka berdua pergi menuju api itu, maka Tamim Dari
ra. menghalau api itu dengan tangannya seperti ini (hakadza) sehingga api itu
masuk ke dalam terumbu di atas bukit dan masuklah Tamim Dari ra. ke
belakangnya”. ‘Umar ra. kemudian berkata, “tidaklah sama orang yang melihat
dengan orang yang tidak melihat!”
Baihaqi
mentakhrijkan dari Mu’awiyah bin Harlam, dia berkata, “telah keluar api yang
sangat panas, dan dituturkannya oleh Baihaqi sebagaimana di dalam Al-Bidayah
(2/153).
*
artikel dikutip dari Azhaar Jaafar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar