PERJANJIAN HADIBIYAH
Kita yakini Rasulullah
sebagai sebaik-baiknya suri tauladan (uswatun hasanah), dari berbagai sisi
kehidupan beliau. Sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga, beliau adalah
seorang suami dan ayah ideal. Sebagai seorang yang dititipi amanah, maka satu
unsure yang membuat beliau di gelari al amin karena amanah itu dijaga dengan
sangat baik. Sebagai penengah perselisihan, maka solusi dari beliau bukan saja
mencegah perang saudara antar Quraisy, tapi juga menelurkan solusi yang menentramkan
mereka semua. Di antaranya ketika hajar aswad berpindah dari tempatnya, dan
semua pihak merasa paling berhak dalam mengembalikan ke tempat semula.
Begitu pula sebagai
pemimpin, beliau adalah sebaik baiknya pelayan umat, pandai berdiplomasi, dan
dalam situasi khusus, sebagaimana nabi-nabi yang lain seperti Daud Alaihi
Salam, beliau adalah sebaik baiknya pemimpin perang. Allahumma sholi wassalim
wabaarik alaihi.
Satu episode perjuangan
Rasulullah yang terkenal mengagetkan sahabat-sahabat beliau, yaitu Perjanjian
Hudaibiyah. Dari mana hal ini kita pahami? Mari kita selami sekilas tentang
perjanjian Hudaibiyah.
“Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan
kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan
supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).” [QS. al Fath : 1-3]
Kebanyakan Mufassirin
menyebutkan ayat ini berkaitan dengan Perjanjian Hudaibiyah. Dan memang ayat
ini turun ketika Rombongan Rasulullah kembali ke madinah/tidak jadi menunaikan
ibadah umrah.
Isi dari perjanjian
ringkasnya :
1.
Nabi Muhammad meng-iyakan namanya didasari dengan nasab,
bukan dengan status Rasul Allah.
2.
Basmalah sebagai sebuah etika risalah beliau juga ditolak
oleh utusan Quraisy, dan Rasulullah mengalah.
3.
Disepakati gencatan senjata, tidak boleh saling menyerang
antara kedua belah pihak selama 10 tahun
4.
Pihak Rasulullah harus kembali ke Madinah alias tidak
boleh melaksanakan Umrah, tapi boleh umrah tahun depan.
5.
Bila ada pihak Quraisy yang menyeberang ke madinah (masuk
Islam) tanpa persetujuan walinya , maka ia harus dikembalikan kepada Quraisy.
6.
Sebaliknya bila ada pihak Muhammad dari madinah yang
menyeberang ke pihak Quraisy maka tidak akan di kembalikan ke madinah
7.
Tidak lupa kisah yang sangat dramatis dari Abu Jandal,
orang pertama yang harus dikembalikan, saat itu pula harus dikembalikan ke
pihak Quraisy.
Adakah is perjanjian
yang menguntungkan bagi Pihak Rasulullah? Maka bisa dibilang TIDAK ADA
SAMA SEKALI.. Lantas dimana Hudaibiyah disebut sebagai Kemenangan? Maka
Kita lihat Kejadian-kejadian sebelum dan sesudah Hudaibiyah.
Tekanan terkuat sebelum
Hudaibiyah adalah perang Ahzab (jama’ dari hizb, artinya berbagai golongan
berkumpul di pasukan ini). Kejadian ini juga dikenal dengan istilah perang
Khandaq . Yaitu ketika Koalisi berbagai kabilah dan suku Arab dan Yahudi
menyerang akan menghancurkan madinah sehancur-hancurnya dari dalam dan luar
Madinah. Hal ini adalah koalisi yang sangat besar dan sangat emosional. Karena
agama samawi pun (Yahudi) bergabung dengan penganut musyrik di mekah untuk
memadamkan dakwah Tauhid. Terkumpul kabilah-kabilah besar selain Quraisy yang
terbesar tentunya, yaitu Bani Ghathafan, Kinanah, Tihamah, suku-suku Arab
badui, Musuh dalam selimut yang juga besar yaitu kalangan Yahudi madinah Bani
Quraidzah dan dari luar Madinah Bani Nadhir. Tidak pula kita bisa remehkan
orang-orang munafiq. Hitung-hitungan apapun yang digunakan maka hasil akhirnya
adalah madinah hancur lebur. Menurut saya, Allah menyelamatkan kaum muslimin
dari kejadian ini berupa : strategi Khandak, siasat adu domba kepada musuh, dan
cuaca dingin & badai yang sangat kuat.
Kunci Rasulullah
mengalahkan seluruh unsur agresor di perang Ahzab adalah perjanjian Hudaibiyah.
Mengapa bisa dikatakan demikian? karena Quraisy adalah motor utama dari koalisi
pasukan Ahzab, yang mungkin saja di kemudian hari melakukan hal yang sama.
Perjanjian Hudaibiyah itu menjinakkan Quraisy dengan sedikit saja hal yang
mereka anggap menguntungkan. Tapi memastikan Quraisy tidak akan ikut campur
atas apa yang terjadi pada Agresor Ahzab lain yang menyerang Madinah.
Mari kita perhatikan apa
yang dilakukan Rasulullah setelah pulang ke madinah setelah perjanjian
Hudaibiyah dilakukan, Hal ini saya sebut sebagai dampak dari perjanjian
Hudaibiyah, yaitu :
·
Menaklukkan Bani Nadhir dari kalangan Yahudi. Dikenal
dengan bentengnya yang kuat yaitu benteng Khaibar. Terhapuslah satu unsur
kekuatan Ahzab
·
Menaklukkan Banyak suku Badui dari berbagai kalangan.
·
Memastikan Suku-suku badui yang tidak termasuk dalam
koalisi Ahzab untuk tidak bersekutu dengan Quraisy, bahkan menjadi bagian dari
sekutu umat Islam.
·
Berkirim surat kepada raja-raja. Siapa pun sah-sah saja
berkirim surat kepada raja. Tapi Rasulullah berkirim surat dalam posisi
memiliki kekuatan politis dan dauli. Kalaulah mereka menolak ajakan Rasulullah,
maka eksistensi keberadaannya sudah di akui.
·
Dan yang tak kalah dahsyat adalah Perang Mu’tah. Pasukan
sejumlah 3000 orang melawan 100.000. orang tentara Romawi. Tidak ada sejarahnya
Pasukan romawi bisa dikalahkan atau dipukul mundur. Kita sendiri hanya bisa
mendengar di kisah komik fiktif yang berjudul Asterix yang didukung ramuan obat
kuat dukun panoramix dan si subur Obelix. Adapun di dunia nyata dipukul mundur
oleh kaum muslimin. Sekalipun pada dasarnya tidak tuntas dikalahkan, tapi
dipukul mundur. Sepulang dari Mu’tah, kabar menggemparkan ini sampai ke
seantero jazirah Arab. Tidak sedikit kabilah dan penguasa yang berbondong masuk
Islam karena menyimpulkan : “Tidak mungkin ada yang bisa mengalahkan rumawi,
kecuali memang dibantu Allah. Dan tidak mungkin dibantu Allah kecuali Muhammad
memang hamba dan utusannya”. Ada juga Kabilah-kabilah yang membuat perjanjian
dan menjadi sekutu Umat Islam sekalipun mereka tetap dalam agamanya.
·
Dan ditinggalah Quraisy sendiri, atau hanya dengan
sedikit sekali sekutu. Kabilah terbesar yang menjadi semakin sendiri. dan
sebesar apapun kabilah Quraisy sebelum Hudaibiyah, mereka tidak akan pernah
berani mengirim surat dakwah kepada raja Najasy, Raja habasyah, Persia, dan
Imperium terbesar Heraklius. Apalagi setelah Mereka hanya tinggal sendiri atau
hanya memiliki sedikit sekutu saja.
Fathu mekah hanyalah
satu sentilan kecil yang menaklukkan musyrikin Quraisy karena seluruh kekuatan
penopang Quraisy telah rontok atau hanya tersisa sangat sedikit.
Ya!.. Maha benar
Allah yang mewahyukan kepada hamba-hambanya bahwasanya Kemenangan itu
adalah perjanjian Hudaibiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar