BANI TSAQIF MASUK ISLAM
Riwayat Masuk Islamnya Bani Tsaqif yang berasal dari Thoif pada
tahun ke 7H
(Riwayat Ibnu
Ishaq, Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Ibnu Ishaq menceri takan bahwa ketika Rasulullah saw
kembali dari Tsaqif maka Beliau diikuti dari belakang oleh seseorang bernama
Urwah bin Mas’ud dan dia bertemu dengan Nabi saw sebelum Beliau sampai ke
Madinah dan ketika itu juga dia masuk Islam. Kemudian dia meminta izin kepada
Rasulullah saw untuk kembali kepada kaumnya supaya dapat menyampaikan Islam.
Rasulullah saw berkata kepadanya, “Mereka akan membunuhmu”. Berdasarkan
kejadian yang lalu Nabi saw telah mengetahui bagaimana kesombongan dan
kecongkakan Bani Tsaqif. Urwah berkata: “Wahai Rasulullah, aku lebih dicintai
oleh mereka daripada anak perempuan mereka sendiri”. Dan memang benar Banu
Tsaqif sangat menyayangi dan mentaatinya.
Setelah itu Urwah kembali kepada kaumnya untuk mengajak
mereka masuk Islam. Dia berharap semoga orang-orang Banu Tsaqif tidak akan
menentangnya karena kedudukannya di tengah-tengah mereka. Ketika itu dia
menaiki loteng rumah rumahnya yang tinggi kemudian memberitahukan kepada
seluruh kaumnya bahwa dia telah masuk Islam dan dia juga mengajak mereka masuk
Islam. Mendengar hal ini orang-orang dari Bani Tsaqif menghujaninya dengan
panah dari segala penjuru dan sebuah anak panah menancap ditubuhnya sehingga
menyebabkan dia mati syahid. Ketika itu dia ditanya oleh seseorang, “Apa
pendapatmu mengenai darah yang keluar dari tubuhmu ini?” Dia menjawab, “Ini
adalah suatu kemuliaan yang telah diberikan Allah kepadaku dan kesyahidan yang
diberikan Allah kepadaku. Sekarang aku menjadi seorang syahid seperti para
syuhada yang telah gugur sebelumnya bersama Rasulullah saw. sebelum Beliau
pergi dari kalian. Karena itu kuburkanlah aku bersama mereka (para shahabat),
maka merekapun menguburkan Urwah bersama para shahabat lainnya. Para shahabat
r. hum mengira peristiwa Urwah ini tepat dengan sabda Rasulullah saw mengenai
dirinya, “Perumpamaan Urwah di kalangan kaumnya bagaikan Shahibu Yaa-siin
(yaitu kisah Habib an-Najar yang dianiaya oleh kaumnya karena menyuruh
mengikuti orang-orang yang berdakwah. Kisah ini disebutkan dalam Qs. Yaa-Siin :
20)
Beberapa bulan sejak peristiwa terbunuhnya Urwah, kaum
Bani Tsaqif berfikir bahwa mereka tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawan
orang-orang Arab di seputar wilayah mereka, karena orang-orang Arab itu telah
berbai’at kepada Nabi SAW dan memeluk Islam. Sehingga kemudian tokoh-tokoh Bani
Tsaqif bersepakat untuk mengutus seseorang dari mereka. Maka mereka pun
mengutus Abdu Yalil bin Amr diikuti oleh dua orang dari Bani ahlaf dan ditambah
tiga orang dari Bani Malik.Ketika mereka sampai di suatu mata air dekat
Madinah, mereka bertemu dengan Mughirah bin Syu’bah yang sedang menggembalakan
untu-unta para sahabat Rasulullah SAW. Ketika dia melihat rombongan orang-orang
Bani Tsaqif maka dia dengan cepat pergi untuk menemui Rosulullah SAW dan
memberitahukan kedatangan mereka kepada beliau. Tetapi di perjalanan dia
bertemu dengan Abu Bakar As Shidiq Ra, maka dia memberitahukan kepada Abu Bakar
bahwa orang-orang dari Bani Tsaqif telah datang. Mereka ingin berbai’at
kepada Rosulullah SAW untuk masuk islam, jika mereka menerima syarat yang
diajukan oleh Rosulullah SAW pada mereka dan menulis nama-nama seluruh kaum
mereka. Abu Bakar r.a berkata kepada Mughirah ,” Aku bersumpah jangan
mendahului aku untuk bertemu dengan Rosulullah SAW, aku sendiri yang akan
memberitahukannya kepada Rosulullah SAW.” Maka Mughirah pun membiarkannya.
Kemudian Abu Bakar Ra pergi untuk memberitahukan kedatangan mereka kepada
Rosulullah SAW, sedangkan Mughirah kembali menjumpai rombongan tersebut dan
membantu mereka menaikkan barang-barang ke atas punggung unta mereka.Lalu
Mughirah mengajarkan kepada mereka bagaimana cara memberi salam kepada
Rosulullah SAW, tetapi mereka tidak mau. Mereka akan memberi salam kepada
Rosulullah SAW dengan cara salam jahiliyah.
Ketika mereka sampai di hadapan Rosulullah SAW, maka
mereka dibuatkan kemah di dalam masjid. Dan sebagai penghubung antara mereka
dengan Rosulullah SAWadalah Khalid bin Sa’id bin ‘Ash. Ketika mereka dijamu
untuk makan, maka mereka tidak mau memakan makanan tersebut sebelum terlebih
dahulu sebelum Khalid memakannya terlebih dahulu. Untuk mereka juga Khalid
menuliskan surat kepada Rosulullah SAW yang isinya mengajukan syarat kepada
Rosulullah SAW bahwa beliau harus membiarkan patung Thaghiah selama tiga tahun.
Kemudian dikurangi satu tahun, lalu dikurangi lagi satu tahun. Tetapi
Rosulullah SAW tetap menolak syarat mereka. Sehingga akhirnya mereka meminta
kepada beliau tenggang waktu satu bulan saja, terhitung sejak mereka datang ke
Madinah. Selama itu mereka minta diijinkan untuk menyimpan patung tersebut.
Maksud mereka meminta tenggang waktu itu adalah supaya orang-orang dari kaumnya
bisa beradaptasi. Tetapi Rosulullah SAW tetap menolak setiap bentuk tenggang
waktu yang mereka ajukan, melainkan Rosulullah SAW mengirim Abu Sufyan bin Harb
dan Mughirah bin Syu’bah untuk menyertai mereka. Sesampainya di sana mereka
berdua supaya menghancurkan patung-patung sesembahan itu. Para utusan Bani
Tsaqif itu pun meminta supaya mereka diperbolehkan tidak mengerjakan shalat dan
tidak akan menghancurkan patung dengan tangan mereka sendiri. Rosulullah SAW
berkata,” Kalau kalian tidak mau menghancurkanpatung-patung dengan tangan
kalian sendiri , hal itu aku maklumi dan aku setujui, tetapi untuk tidak
mengerjakan shalat , hal ini tidaklah mungkin karena tidak ada kebaikan dalam
agama (Islam) bagi orang yang tidak mengerjakan shalat.” Maka mereka menjawab
,” Baiklah kami akan mengerjakan shalat walaupun hal itu menghinakan. (Mereka
menganggap bersujud di atas tanah adalah suatu kehinaan.)”
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Utsman bin Abil Ash r.a ,
dia menceritakan bahwa orang-orang utusan Bani Tsaqif telah datang menghadap
Rosulullah SAW, lalu beliau menempatkan mereka di dalam masjid supaya suasana
masjid mempengaruhi hati mereka sehingga menjadi lunak.Mereka mau masuk
islam dengan mengajukan syarat bahwa mereka tidak mau dikumpulkan untuk berjihad,
tidak menyerahkan sepuluh persen hasil pertanian mereka, tidak mengerjakan
shalat, dan pemimpin untuk mereka tidak diangkat dari kabilah-kabilah lain.
Rosulullah SAW berkata kepada mereka, “Kalian tidak akan dikirim untuk jihad,
sepuluh persen hasil pertanian kalian tidak akan diambil, dan pemimpin untuk
kalian tidak akan dipilih dari kabilah lain. Tetapi kalian tetap harus
mengerjakan shalat , karena tidak ada kebaikan dalam agama (Islam) bagi orang
yang tidak mengerjakan ruku (shalat).” Utsman bin Abil Ash berkata,”Wahai
Rosulullah SAW! Ajarkanlah kepadaku Al Quran dan jadikanlah aku sebagai imam
bagi kaumku!” (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud)
Abu Daud juga meriwayatkan dari Wahab, dia berkata,”Aku
pernah bertanya kepada Jabir r.a tentang kisah masuk islamnya Bani Tsaqif. Lalu
Jabir r.a menceritakan bahwa : Bani Tsaqif mengajukan syarat kepada Rosulullah
SAW, bahwa mereka (mau masuk Islam) asalkan mereka tidak menyerahkan zakat dan
tidak oergi berjihad. Maka Rosulullah SAW berkata kepada Jabir,”Apabila mereka
telah masuk Islam , niscaya dengan kesadaran sendiri mereka akan membayar zakat
dan akan pergi untuk berjihad.” (Disebutkan dalam kitab Al-Bidayah jilid V
halaman 29 secara ringkas)
Diriwayatkan pula oleh Ahmad, Abu Daud , dan Ibnu Majah
dari Aus bin Hudzaifah r.a, dia menceritakan ,” Kami ikut dalam rombongan Bani
Tsaqif untuk menjumpai Rosulullah SAW, lalu orang-orang dari Bani Ahlaf tinggal
bersam Mughirah bin Syu’bah r.a, sedangkan Bani Malik tinggal di kemah
Rosulullah SAW. Setiap hari selepas shalat Isya, beliau datang menjumpai kami
dan kami berbincang-bincang sambil berdiri, begitu lamanya kami berdiri
sehingga terkadang beliau bersandar pada salah satu di antara kedua kaki beliau
karena kelelahan. Rosulullah SAW menceritakan pada mereka bahwa telah banyak
kesusahan yang diderita oleh beliau akibat perlakuan kaum Quraisy, dan ketika
itu beliau selalu berkata,” Aku tidak sedih karena memang pada waktu keadaan
kami di Makkah masih lemah dan masih sedikit. Ketika kami berhijrah ke Madinah,
maka kami mulai memerangi mereka.Kadang-kadang Allah SWT memberikan kemenangan
kepada mereka dan kadang-kadang Allah SWT memberikan kemenangan kepada kami .”
Pada malam yang telah ditentukan Rosulullah SAW terlambat untuk datang
menjumpai kami , maka kami berkata, “Malam ini Nabi SAW datang terlambat.”
Kemudian Rosulullah SAW berkata, “ Ada sedikit bacaan Al Quran yang belum
dibaca, untuk itu sebelum kesini aku menyempurnakannya dulu, karena aku tidak
akan merasa tenangf datang kesini tanpa menyempurnakan bacaanku dulu.” (Demikian
disebutkan dalam kitab Al-Bidayah jilid V halaman 32. Ibnu Sa’ad juga
meriwayatkan dalam kitabnya jilid V halaman 510 dari Aus r.a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar