Senin, 06 April 2015

BANI TSAQIF MASUK ISLAM


BANI TSAQIF MASUK ISLAM
Riwayat Masuk Islamnya Bani Tsaqif yang berasal dari Thoif pada tahun ke 7H
(Riwayat Ibnu Ishaq, Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Ibnu Ishaq menceri takan bahwa ketika Rasulullah saw kembali dari Tsaqif maka Beliau diikuti dari belakang oleh seseorang bernama Urwah bin Mas’ud dan dia bertemu dengan Nabi saw sebelum Beliau sampai ke Madinah dan ketika itu juga dia masuk Islam. Kemudian dia meminta izin kepada Rasulullah saw untuk kembali kepada kaumnya supaya dapat menyampaikan Islam. Rasulullah saw berkata kepadanya, “Mereka akan membunuhmu”. Berdasarkan kejadian yang lalu Nabi saw telah mengetahui bagaimana kesombongan dan kecongkakan Bani Tsaqif. Urwah berkata: “Wahai Rasulullah, aku lebih dicintai oleh mereka daripada anak perempuan mereka sendiri”. Dan memang benar Banu Tsaqif sangat menyayangi dan mentaatinya.
Setelah itu Urwah kembali kepada kaumnya untuk mengajak mereka masuk Islam. Dia berharap semoga orang-orang Banu Tsaqif tidak akan menentangnya karena kedudukannya di tengah-tengah mereka. Ketika itu dia menaiki loteng rumah rumahnya yang tinggi kemudian memberitahukan kepada seluruh kaumnya bahwa dia telah masuk Islam dan dia juga mengajak mereka masuk Islam. Mendengar hal ini orang-orang dari Bani Tsaqif menghujaninya dengan panah dari segala penjuru dan sebuah anak panah menancap ditubuhnya sehingga menyebabkan dia mati syahid. Ketika itu dia ditanya oleh seseorang, “Apa pendapatmu mengenai darah yang keluar dari tubuhmu ini?” Dia menjawab, “Ini adalah suatu kemuliaan yang telah diberikan Allah kepadaku dan kesyahidan yang diberikan Allah kepadaku. Sekarang aku menjadi seorang syahid seperti para syuhada yang telah gugur sebelumnya bersama Rasulullah saw. sebelum Beliau pergi dari kalian. Karena itu kuburkanlah aku bersama mereka (para shahabat), maka merekapun menguburkan Urwah bersama para shahabat lainnya. Para shahabat r. hum mengira peristiwa Urwah ini tepat dengan sabda Rasulullah saw mengenai dirinya, “Perumpamaan Urwah di kalangan kaumnya bagaikan Shahibu Yaa-siin (yaitu kisah Habib an-Najar yang dianiaya oleh kaumnya karena menyuruh mengikuti orang-orang yang berdakwah. Kisah ini disebutkan dalam Qs. Yaa-Siin : 20)
Beberapa bulan sejak peristiwa terbunuhnya Urwah, kaum Bani Tsaqif berfikir bahwa mereka tidak memiliki kekuatan lagi untuk melawan orang-orang Arab di seputar wilayah mereka, karena orang-orang Arab itu telah berbai’at kepada Nabi SAW dan memeluk Islam. Sehingga kemudian tokoh-tokoh Bani Tsaqif bersepakat untuk mengutus seseorang dari mereka. Maka mereka pun mengutus Abdu Yalil bin Amr diikuti oleh dua orang dari Bani ahlaf dan ditambah tiga orang dari Bani Malik.Ketika mereka sampai di suatu mata air dekat Madinah, mereka bertemu dengan Mughirah bin Syu’bah yang sedang menggembalakan untu-unta para sahabat Rasulullah SAW. Ketika dia melihat rombongan orang-orang Bani Tsaqif maka dia dengan cepat pergi untuk menemui Rosulullah SAW dan memberitahukan kedatangan mereka kepada beliau. Tetapi di perjalanan dia bertemu dengan Abu Bakar As Shidiq Ra, maka dia memberitahukan kepada Abu Bakar bahwa orang-orang dari Bani  Tsaqif telah datang. Mereka ingin berbai’at kepada Rosulullah SAW untuk masuk islam, jika mereka menerima syarat yang diajukan oleh Rosulullah SAW pada mereka dan menulis nama-nama seluruh kaum mereka. Abu Bakar r.a berkata kepada Mughirah ,” Aku bersumpah jangan mendahului aku untuk bertemu dengan Rosulullah SAW, aku sendiri yang akan memberitahukannya kepada Rosulullah SAW.” Maka Mughirah pun membiarkannya. Kemudian Abu Bakar Ra pergi untuk memberitahukan kedatangan mereka kepada Rosulullah SAW, sedangkan Mughirah kembali menjumpai rombongan tersebut dan membantu mereka menaikkan barang-barang ke atas punggung unta mereka.Lalu Mughirah mengajarkan kepada mereka bagaimana cara memberi salam kepada Rosulullah SAW, tetapi mereka tidak mau. Mereka akan memberi salam kepada Rosulullah SAW dengan cara salam jahiliyah.
Ketika mereka sampai di hadapan Rosulullah SAW, maka mereka dibuatkan kemah di dalam masjid. Dan sebagai penghubung antara mereka dengan Rosulullah SAWadalah Khalid bin Sa’id bin ‘Ash. Ketika mereka dijamu untuk makan, maka mereka tidak mau memakan makanan tersebut sebelum terlebih dahulu sebelum Khalid memakannya terlebih dahulu. Untuk mereka juga Khalid menuliskan surat kepada Rosulullah SAW yang isinya mengajukan syarat kepada Rosulullah SAW bahwa beliau harus membiarkan patung Thaghiah selama tiga tahun. Kemudian dikurangi satu tahun, lalu dikurangi lagi satu tahun. Tetapi Rosulullah SAW tetap menolak syarat mereka. Sehingga akhirnya mereka meminta kepada beliau tenggang waktu satu bulan saja, terhitung sejak mereka datang ke Madinah. Selama itu mereka minta diijinkan untuk menyimpan patung tersebut. Maksud mereka meminta tenggang waktu itu adalah supaya orang-orang dari kaumnya bisa beradaptasi. Tetapi Rosulullah SAW tetap menolak setiap bentuk tenggang waktu yang mereka ajukan, melainkan Rosulullah SAW mengirim Abu Sufyan bin Harb dan Mughirah bin Syu’bah untuk menyertai mereka. Sesampainya di sana mereka berdua supaya menghancurkan patung-patung sesembahan itu. Para utusan Bani Tsaqif itu pun meminta supaya mereka diperbolehkan tidak mengerjakan shalat dan tidak akan menghancurkan patung dengan tangan mereka sendiri. Rosulullah SAW berkata,” Kalau kalian tidak mau menghancurkanpatung-patung dengan tangan kalian sendiri , hal itu aku maklumi dan aku setujui, tetapi untuk tidak mengerjakan shalat , hal ini tidaklah mungkin karena tidak ada kebaikan dalam agama (Islam) bagi orang yang tidak mengerjakan shalat.” Maka mereka menjawab ,” Baiklah kami akan mengerjakan shalat walaupun hal itu menghinakan. (Mereka menganggap bersujud di atas tanah adalah suatu kehinaan.)”
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Utsman bin Abil Ash r.a , dia menceritakan bahwa orang-orang utusan Bani Tsaqif telah datang menghadap Rosulullah SAW, lalu beliau menempatkan mereka di dalam masjid supaya suasana masjid mempengaruhi hati mereka  sehingga menjadi lunak.Mereka mau masuk islam dengan mengajukan syarat bahwa mereka tidak mau dikumpulkan untuk berjihad, tidak menyerahkan sepuluh persen hasil pertanian mereka, tidak mengerjakan shalat, dan pemimpin untuk mereka tidak diangkat dari kabilah-kabilah lain. Rosulullah SAW berkata kepada mereka, “Kalian tidak akan dikirim untuk jihad, sepuluh persen hasil pertanian kalian tidak akan diambil, dan pemimpin untuk kalian tidak akan dipilih dari kabilah lain. Tetapi kalian tetap harus mengerjakan shalat , karena tidak ada kebaikan dalam agama (Islam) bagi orang yang tidak mengerjakan ruku (shalat).” Utsman bin Abil Ash berkata,”Wahai Rosulullah SAW! Ajarkanlah kepadaku Al Quran dan jadikanlah aku sebagai imam bagi kaumku!” (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud)
Abu Daud juga meriwayatkan dari Wahab, dia berkata,”Aku pernah bertanya kepada Jabir r.a tentang kisah masuk islamnya Bani Tsaqif. Lalu Jabir r.a menceritakan bahwa : Bani Tsaqif mengajukan syarat kepada Rosulullah SAW, bahwa mereka (mau masuk Islam) asalkan mereka tidak menyerahkan zakat dan tidak oergi berjihad. Maka Rosulullah SAW berkata kepada Jabir,”Apabila mereka telah masuk Islam , niscaya dengan kesadaran sendiri mereka akan membayar zakat dan akan pergi untuk berjihad.” (Disebutkan dalam kitab Al-Bidayah jilid V halaman 29 secara ringkas)
Diriwayatkan pula oleh Ahmad, Abu Daud , dan Ibnu Majah dari Aus bin Hudzaifah r.a, dia menceritakan ,” Kami ikut dalam rombongan Bani Tsaqif untuk menjumpai Rosulullah SAW, lalu orang-orang dari Bani Ahlaf tinggal bersam Mughirah bin Syu’bah r.a, sedangkan Bani Malik tinggal di kemah Rosulullah SAW. Setiap hari selepas shalat Isya, beliau datang menjumpai kami dan kami berbincang-bincang sambil berdiri, begitu lamanya kami berdiri sehingga terkadang beliau bersandar pada salah satu di antara kedua kaki beliau karena kelelahan. Rosulullah SAW menceritakan pada mereka bahwa telah banyak kesusahan yang diderita oleh beliau akibat perlakuan kaum Quraisy, dan ketika itu beliau selalu berkata,” Aku tidak sedih karena memang pada waktu keadaan kami di Makkah masih lemah dan masih sedikit. Ketika kami berhijrah ke Madinah, maka kami mulai memerangi mereka.Kadang-kadang Allah SWT memberikan kemenangan kepada mereka dan kadang-kadang Allah SWT memberikan kemenangan kepada kami .” Pada malam yang telah ditentukan Rosulullah SAW terlambat untuk datang menjumpai kami , maka kami berkata, “Malam ini Nabi SAW datang terlambat.” Kemudian Rosulullah SAW berkata, “ Ada sedikit bacaan Al Quran yang belum dibaca, untuk itu sebelum kesini aku menyempurnakannya dulu, karena aku tidak akan merasa tenangf datang kesini tanpa menyempurnakan bacaanku dulu.” (Demikian disebutkan dalam kitab Al-Bidayah jilid V halaman 32. Ibnu Sa’ad juga meriwayatkan dalam kitabnya jilid V halaman 510 dari Aus r.a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar