ABU UMAMAH CALON PENGHUNI SURGA
Sahabatku,
Dalam Al Qur’anul Karim
surah Asy Syuaraa, ayat 87,88,89 Allah SWT berfirman:
ولا تخزنى يوم يبعثون * يوم لا ينفع ما ل ولا
بنون * الا من اتى الله بقلب
سليم *
“Dan
janganlah aku dihinakan pada hari kebangkitan, pada hari itu tidak berguna
harta dan anak-anak, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang
bersih”.
Sahabatku,
Suatu hari ketika
Rasulullah sedang berada di masjid, beliau memberi tahu kepada para sahabat,
bahwa sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk. Mendengar sabda Nabi tersebut,
maka semua mata tertuju ke pintu masjid. Dalam benak para sahabat, terbayang
sesosok orang yang luar biasa.
Tiba-tiba
masuklah seorang pria yang mukanya masih basah dengan air wudhu. Iapun kemudian
melakukan shalat tahiyatul masjid.
Penampilannya
biasa-biasa saja. Ia bukan orang terkenal. ABU UMAMAH Ibnu JARRAH demikian
namanya. Bayangan para sahabat akan sosok luar biasa tidak menjadi kenyataan.
Karena
itu para sahabat menjadi panasaran. Mereka bertanya dalam hati: “Amal apa
gerangan yang dimiliki orang ini sampai-sampai Rasul menyebutnya calon penghuni
sorga”. Salah satu dari mereka yang panasaran tersebut adalah ABDULLAH bin AMR
bin ASH.
Karena itu sehabis shalat
padhu berjamaah tersebut, Abdullah dengan mengemukakan suatu alasan meminta
izin kepada Abu Umamah untuk bisa menginap tiga hari di rumahnya.
Selama tiga hari tiga malam
Abdullah memperhatikan, mencermati, bahkan mengintip tuan rumah. Namun tidak
ada satupun yang istimewa. Hari-hari yang ia lewati tidak jauh beda dengan
sahabat-sahabat yang lain. Ibadahnya pun biasa-biasa saja.
Karena itu setelah tiga
hari tiga malam memperhatikan Abu Umamah, Abdullah berkata dalam hati: ”Pasti
ada sesuatu yang disembunyikan. Aku harus berterus terang kepadanya”. Dan
Abdullah pun bertanya: “Ya Abu Umamah, amal apa yang kamu lakukan sehingga Rasulullah
memanggilmu sebagai calon penghuni sorga”. Ternyata jawaban Abu Umamah sangat
mengecewakan: “Apa yang engkau lihat itulah”, katanya.
Dengan perasaan tidak puas
Abdullah bermaksud pamit kapada ahlul bait. Tapi ketika Abdullah hendak pergi,
tiba-tiba Abu Umamah berkata:
“Wahai saudaraku,
sesungguhnya aku tidak pernah iri dan dengki terhadap nikmat yang Allah berikan
kepada orang lain. Setiap malam sebelum tidur, akupun selalu membersihkan
hatiku dari ujub, takabur, kedengkian, dan rasa dendam”.
Sahabatku,
Ada
banyak ibrah dari kisah tersebut. Namun ada satu yang pasti, hanya orang yang
bersih hati lah (qalbun salim) yang akan memasuki surga tertinggi, juga bertemu
dengan Al-Khalik Azza wa Jalla, seperti firman-Nya tersebut di atas, yakni:
Janganlah Engkau hinakan
aku (ya Allah) padahari kebangkitan, yaitu hari dimana harta dan anak-anak
tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang
bersih.
Karena
itu Abu Umamah layak untuk ditiru.
Walaupun
ia bukan sahabat sekalibar Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.
Ibadahnyapun
tidak seterkenal Abu Darda, Abdurrahman bin Auf, Salman Al Farisi, atau sahabat
yang lainnya.
Namun
derajatnya di mata Allah dan Rasul-Nya demikian tinggi, sehingga Rasulullah SAW
memvonis ia sebagai calon penghuni sorga. Mengapa, sebab HATINYA BERSIH DARI
PENYAKIT dan BEBAS DARI KEBENCIAN dan DENDAM. Sehingga semua amal kebaikannya
TETAP UTUH dan BERNILAI di hadapan Allah SWT.
Semoga
bersihnya hati Umamah kita jadikan contoh dalam hidup dan kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar