Senin, 27 April 2015

Asma binti Yazid (Ummu Salamah)


Asma binti Yazid (Ummu Salamah)
(perempuan Anshar ahli pidato)
Asma binti Yazid bersama suaminya termasuk yang berhijrah ke Habasyah demi menghindari makin sengitnya kaum Quraisy memusuhi kaum Muslimin. Pada hijrahnya yang kedua yaitu ke Madinah, ia dipersulit oleh keluarganya hingga akhirnya ia terpaksa merelakan suaminya pergi sendiri ke Madinah sementara anak mereka disandera oleh keluarganya sendiri di Makkah. Hal ini berlangsung selama 1 tahun hingga akhirnya dengan tekad yang bulat ia  bersama anaknya berhasil menyusul suaminya itu ke     Madinah.Perempuan yang kemudian biasa dipanggil dengan nama Ummu Salamah ini dikenal karena kepiawaiannya dalam berkutbah. Ia adalah juru bicara kaum perempuan pada masa hidup Rasulullah. Disamping itu ia juga  meriwayatkan 80 hadis. Suatu ketika didorong keinginannya yang begitu besar untuk ikut berjihad bersama kaum lelaki, ia pernah bertanya kepada Rasulullah :Wahai Rasulullah , sesungguhnya aku adalah utusan bagi seluruh muslmah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah Ta`ala mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan perempuan, kemudian kami beriman kepadamu dan membai`atmu. Adapun kami para perempuan terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat melampiaskan syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat jum`at, mengantar jenazah dan berjihad.Apabila mereka keluar untuk berjihad kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?  Rasulullah tersentak mendengar pertanyaan tersebut. Beliau menoleh kepada para sahabat dan bersabda : “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang perempuan tentang dien yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”. Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!”.Kemudian sambil tersenyum Rasulullah bersabda : ” Wahai Asma, kembalilah dan beritahukanlah kepada para perempuan  yang berada di belakangmu bahwaperlakuan baik salah seorang diantara mereka kepada suaminya, dan meminta keridhaan suaminya, mengikuti (patuh terhadap) apa yang ia disetujuinya, itu semua setimpal dengan seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki”.                Namun demikian, keinginan kuat yang begitu menggebu dalam dada Asma untuk ikut andil dalam berjihad tidak dapat dipadamkan begitu saja. Beberapa tahun kemudian setelah wafatnya Rasulullah saw, bersama para muhajirin dengan gagah berani ia berhasil melaksanakan niat tersebut, yaitu pada perang Yarmuk.  Bersama para muslimah lainnya, ia  berada di belakang para mujahidin untuk membantu jalannya peperangan. Mereka mencurahkan segala kemampuan dengan membantu mempersiapkan senjata, memberi minum dan mengobati yang terluka serta memompa semangat juang kaum muslimin. Bahkan dalam perang besar tersebut ia berhasil membunuh 9  tentara Romawi yang ketika itu sedang dalam persembunyian.     Ibnu Katsir mengisahkan bahwa pada perang Yarmuk banyak muslimah yang ikut andil dan ambil bagian. Ia menulis : “Para perempuan menghadang mujahidin yang lari dari berkecamuknya perang dan memukul mereka dengan kayu dan melempari mereka dengan batu.” Adapun Khaulah binti Tsa`labah berkata:“Wahai kalian yang lari dari perempuan  yang bertakwa .Tidak akan kalian lihat tawanan. Tidak pula perlindungan. Tidak juga keridhaan”.      Asma juga adalah masuk satu dari sedikit sekali perempuan yang berbait pada bait pertama Islam yang terjadi pada tahun pertama hijriyah. Pada kesempatan tersebut Rasulullah saw membaiat para perempuan  dengan ayat yang tersebut dalam surat Al-Mumtahanah.   “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akn membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah(60) : 12).  Baiat  Asma binti Yazid adalah jujur dan ikhlas. Ini disebutkan  riwayatnya dalam kitab-kitab sirah bahwa Asma mengenakan dua gelang emas yang besar, maka Nabi saw bersabda: “Tanggalkanlah kedua gelangmu wahai Asma,  tidakkah kamu takut jika Allah mengenakan gelang kepadamu dengan gelang dari api neraka?”. Maka dengan segera Asmapun mengikuti perintah Rasululah untuk melepas kedua gelang besarnya. Tanpa ragu dan tanpa komentar ia meletakkannya di   depan Rasulullah saw.                                                                         
Wallahu’alam bishawa

2 komentar: