Asma binti Yazid (Ummu Salamah)
(perempuan Anshar ahli pidato)
Asma binti Yazid bersama suaminya termasuk yang
berhijrah ke Habasyah demi menghindari makin sengitnya kaum Quraisy memusuhi
kaum Muslimin. Pada hijrahnya yang kedua yaitu ke Madinah, ia dipersulit oleh
keluarganya hingga akhirnya ia terpaksa merelakan suaminya pergi sendiri ke
Madinah sementara anak mereka disandera oleh keluarganya sendiri di Makkah. Hal
ini berlangsung selama 1 tahun hingga akhirnya dengan tekad yang bulat ia
bersama anaknya berhasil menyusul suaminya itu ke Madinah.Perempuan
yang kemudian biasa dipanggil dengan nama Ummu Salamah ini dikenal karena
kepiawaiannya dalam berkutbah. Ia adalah juru bicara kaum perempuan pada masa
hidup Rasulullah. Disamping itu ia juga meriwayatkan 80 hadis. Suatu
ketika didorong keinginannya yang begitu besar untuk ikut berjihad bersama kaum
lelaki, ia pernah bertanya kepada Rasulullah :“Wahai
Rasulullah , sesungguhnya aku adalah utusan bagi seluruh muslmah di belakangku,
seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat
sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah Ta`ala mengutusmu bagi seluruh
laki-laki dan perempuan, kemudian kami beriman kepadamu dan membai`atmu. Adapun
kami para perempuan terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami
menjadi penyangga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat melampiaskan
syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum
lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat jum`at, mengantar jenazah
dan berjihad.Apabila mereka keluar untuk berjihad kamilah yang
menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah
kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka? Rasulullah
tersentak mendengar pertanyaan tersebut. Beliau menoleh kepada para sahabat dan
bersabda : “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang perempuan
tentang dien yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”. Para
sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya
Rasulullah!”.Kemudian sambil tersenyum Rasulullah bersabda : ” Wahai
Asma, kembalilah dan beritahukanlah kepada para perempuan yang berada di
belakangmu bahwaperlakuan baik salah seorang diantara mereka kepada
suaminya, dan meminta keridhaan suaminya, mengikuti (patuh terhadap) apa yang
ia disetujuinya, itu semua setimpal dengan seluruh amal yang kamu sebutkan yang
dikerjakan oleh kaum lelaki”. Namun
demikian, keinginan kuat yang begitu menggebu dalam dada Asma untuk ikut andil
dalam berjihad tidak dapat dipadamkan begitu saja. Beberapa tahun kemudian
setelah wafatnya Rasulullah saw, bersama para muhajirin dengan gagah berani ia
berhasil melaksanakan niat tersebut, yaitu pada perang Yarmuk. Bersama
para muslimah lainnya, ia berada di belakang para mujahidin untuk
membantu jalannya peperangan. Mereka mencurahkan segala kemampuan dengan
membantu mempersiapkan senjata, memberi minum dan mengobati yang terluka serta
memompa semangat juang kaum muslimin. Bahkan dalam perang besar tersebut ia
berhasil membunuh 9 tentara Romawi yang ketika itu sedang dalam
persembunyian. Ibnu Katsir
mengisahkan bahwa pada perang Yarmuk banyak muslimah yang ikut andil dan ambil
bagian. Ia menulis : “Para perempuan menghadang mujahidin yang lari
dari berkecamuknya perang dan memukul mereka dengan kayu dan melempari mereka
dengan batu.” Adapun Khaulah binti Tsa`labah berkata:“Wahai kalian yang
lari dari perempuan yang bertakwa .Tidak akan kalian lihat tawanan. Tidak
pula perlindungan. Tidak juga keridhaan”. Asma
juga adalah masuk satu dari sedikit sekali perempuan yang berbait pada bait
pertama Islam yang terjadi pada tahun pertama hijriyah. Pada kesempatan
tersebut Rasulullah saw membaiat para perempuan dengan ayat yang
tersebut dalam surat Al-Mumtahanah. “Hai Nabi,
apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji
setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak
akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akn membunuh anak-anaknya, tidak akan
berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki dan tidak akan
mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan
mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Mumtahanah(60) : 12). Baiat
Asma binti Yazid adalah jujur dan ikhlas. Ini disebutkan riwayatnya
dalam kitab-kitab sirah bahwa Asma mengenakan dua gelang emas yang besar, maka
Nabi saw bersabda: “Tanggalkanlah kedua gelangmu wahai Asma,
tidakkah kamu takut jika Allah mengenakan gelang kepadamu dengan gelang
dari api neraka?”. Maka
dengan segera Asmapun mengikuti perintah Rasululah untuk melepas kedua gelang
besarnya. Tanpa ragu dan tanpa komentar ia meletakkannya di depan Rasulullah
saw.
Wallahu’alam bishawa