Selasa, 31 Maret 2015

Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA. Memerangi Orang-orang Arab tidak Membayar Zakat


 Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA.
Memerangi Orang-orang Arab tidak  Membayar Zakat
Setelah Rasulullah SAW wafat dan AbuBakar Ash-Shiddiq menjadi Khalifah, maka berdatanganlah para utusan orang-orang ‘Arab ke Madinah, mezreka mengakui kewajiban shalat, namun mengingkari kewajiban zakat, dan ada pula yang enggan menyerahkannya kepada Abu Bakar Ashshiddiiq, dengan berdalih ayat :
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. At-Taubah : 103]
Mereka berkata, “Kami tidak akan membayarkan zakat kami kecuali kepada orang yang do’anya menenteramkan hati kami”. Sebagian shahabat ada yang mengusulkan kepada Abu Bakar agar membiarkan orang yang tidak mau membayar zakat tersebut sambil berusaha melunakkan hati mereka hingga iman dalam dada mereka kembali kuat dan akhirnya kembali membayar zakat. Namun Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak menerima usulan itu, dan tetap bersikeras menumpas mereka. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal. 702]

Bukhari meriwayatkan sebagai berikut :
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Setelah Nabi SAW wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, dan orang-orang bangsa ‘Arab kembali kafir, maka ‘Umar (bin Khaththab) berkata kepada Abu Bakar, “Hai Abu Bakar, mengapa engkau akan memerangi mereka ? padahal Rasulullah SA bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan “Laa ilaaha illallooh (tidak ada Tuhan selain Allah), maka barangsiapa telah mengucapkan Laa ilaaha illallooh, berarti dia telah menjaga hartanya dan dirinya dariku, melainkan dengan haknya, sedangkan urusannya terserah kepada Allah”. Maka Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan untuk menyerahkan anak unta yang dahulu mereka biasa menyerahkannya kepada Rasulullah SAW, pastilah akan kuperangi mereka
karenanya Lalu ‘Umar berkata, “Demi Allah, tidaklah yang demikian itu melainkan aku melihat bahwa Allah telah melapangkan hati Abu Bakar untuk memerangi mereka, dan aku mengerti bahwa itulah yang benar”. [HR. Bukhari juz  hal. 50]
Muslim juga meriwayatkan sebagai berikut : Dari Abu Hurairah, ia berkata : Setelah Rasulullah SAW wafat kemudian Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, dan orang-orang bangsa ‘Arab kembali kafir, maka ‘Umar (bin Khaththab) berkata kepada Abu Bakar,  “Mengapa engkau akan memerangi mereka ? padahal Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan “La  ilaaha illallooh (tidak ada Tuhan selain Allah), maka barangsiapa telah mengucapkan Laa ilaaha illallooh, berarti dia telah menjaga hartanya dan dirinya dariku, melainkan dengan haknya,
sedangkan urusannya terserah kepada Allah”. Maka Abu Bakar menjawab,  “Demi Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan untuk menyerahkan zakat kepadaku yang dahulu mereka biasa menyerahkannya kepada Rasulullah SAW, pastilah akan kuperangi mereka karenanya.. Lalu ‘Umar bin Khaththab berkata, “Demi Allah, tidaklah yang demikian itu melainkan aku melihat bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah melapangkan hati Abu Bakar untuk memerangi mereka, dan aku mengerti bahwa itulah yang benar”. [HR. Muslim juz 1, hal. 51]

Bukhari meriwayatkan bahwa agama Islam dibangun atas lima perkara  Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu didirikan atas lima perkara, : Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan, mendirikan shalat, membayar zakat, berhajji, dan puasa Ramadlan. [HR. Bukhari juz 1, hal. 8]

Al-Hafidh Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari Shalih bin Kaisan, dia berkata : Ketika kemurtadan terjadi, maka Abu Bakar berpidato di hadapan manusia. Setelah memuji Allah dan menyanjung-Nya, dia berkata, “Segala puji bagi Allah, yang telah memberi petunjuk dan kecukupan, memberikan ni’mat- Nya dan memberi ke   \ kayaan, sesungguhnya Allah ketika mengutus Muhammad SAW, pada waktu itu dalam kondisi ilmu tercerai-berai, Islam dalam keadaan asing dan dimusuhi, tali agama tempat berpegang telah lapuk dan perjanjian mereka dengan Allah telah mereka lupakan, akhirnya mereka sesat. Adapun Ahli Kitab, maka Allah telah membenci mereka, Allah tidak memberikan kepada mereka kebaikan yang ada pada mereka, dan
tidak pula memalingkan mereka dari kejelekan yang ada pada mereka. Mereka telah merubah-rubah kitab suci mereka dan memasukkan perkara yang bukan isi Kitab ke dalamnya. Adapun bangsa ‘Arab, mereka merasa aman, mengira mendapat perlindungan Allah, padahal mereka tidak menyembah Allah dan tidak berdo’a kepada-Nya. Merekalah orang yang paling sulit kehidupannya, paling sesat agamanya, terombang-ambing dalam kebathilan, pindah ke sana kemari, hingga Allah menyatukan mereka dengan datangnya Nabi Muhammad SAW, dan Allah menjadikan mereka ummat yang pertengahan, Allah memenangkan mereka dengan para pengikutnya, dan Allah mengangkat mereka di atas seluruh bangsa. Akhirnya Allah mewafarkan Nabinya SAW, maka syaithan menyiapkan kendaraannya untuk menggiring
mereka, dan menginginkan agar mereka binasa. Allah berfirman (yang artinya) Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalikke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudlarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. [QS. Ali ‘Imraan : 144]
.Lalu Abu Bakar melanjutkan pidatonya : Sesungguhnya orang-orang ‘Arab di sekitar kalian menolak menyerahkan
zakat kambing dan unta mereka, yang selama ini mereka tidak pernah sebakhil hari ini, jika mereka mau kembali kepada kebenaran, berarti hari ini mereka menjadi orang yang paling zuhud dan tidak pernah kalian memegang agama sekuat hari ini, sebagaimana yang telah kalian rasakan keberkahan nabi kalian. Beliau telah menyerahkan urusan kalian kepada Allah Yang Maha Mencukupi, Yang mendapati diri beliau sebelumnya tersesat, kemudian Dia memberi beliau petunjuk, mendapati beliau dalam keadaan miskin, lalu Dia mencukupi beliau. Allah berfirman (yang artinya), “dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya sampai akhir ayat”.  [QS. Ali ‘Imraan : 103]
Kemudian Abu Bakar melanjutkan pidatonya Demi Allah, aku tidak akan m embiarkannya, akan kuperangi merekasebagaimana Allah telah memerintahkannya, hingga Dia memenuhi janji-Nya dan menyempurnakan bagi kita janji-Nya, sehingga ada diantara kita yang terbunuh mati syahid dan akan dimasukkan ke dalam surga, dan akan tersisa diantara kita orang-orang sebagai generasi penerus dan khalifah di muka bumi ini. Sesungguhnya ketentuan Allah adalah haq dan janji-Nya tidak akan Dia ingkari. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi…sampai akhir ayat, [QS. An-Nuur :55]
Kemudian beliau turun dari mimbar. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal. 703]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar