Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA.
Memerangi
Orang-orang Arab tidak Membayar Zakat
Setelah
Rasulullah SAW wafat dan AbuBakar Ash-Shiddiq menjadi Khalifah, maka
berdatanganlah para utusan orang-orang ‘Arab ke Madinah, mezreka mengakui
kewajiban shalat, namun mengingkari kewajiban zakat, dan ada pula yang enggan
menyerahkannya kepada Abu Bakar Ashshiddiiq, dengan berdalih ayat :
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka.
Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. At-Taubah : 103]
Mereka
berkata, “Kami tidak akan membayarkan zakat kami kecuali kepada orang yang
do’anya menenteramkan hati kami”. Sebagian shahabat ada yang
mengusulkan kepada Abu Bakar agar membiarkan orang yang tidak
mau membayar zakat tersebut sambil berusaha melunakkan hati
mereka hingga iman dalam dada mereka kembali kuat dan akhirnya
kembali membayar zakat. Namun Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak menerima
usulan itu, dan tetap bersikeras menumpas mereka. [Al-Bidaayah wan
Nihaayah juz 6, hal. 702]
Bukhari
meriwayatkan sebagai berikut :
Dari Abu
Hurairah, ia berkata : Setelah Nabi SAW wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi
Khalifah, dan orang-orang bangsa ‘Arab kembali kafir, maka ‘Umar (bin
Khaththab) berkata kepada Abu Bakar, “Hai Abu Bakar, mengapa engkau akan
memerangi mereka ? padahal Rasulullah SA bersabda, “Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia hingga mereka mengucapkan “Laa ilaaha illallooh (tidak ada
Tuhan selain Allah), maka barangsiapa telah mengucapkan Laa ilaaha illallooh,
berarti dia telah menjaga hartanya dan dirinya dariku, melainkan dengan haknya,
sedangkan urusannya terserah kepada Allah”. Maka Abu Bakar menjawab, “Demi
Allah, sungguh aku akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan
zakat, karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan
untuk menyerahkan anak unta yang dahulu mereka biasa menyerahkannya kepada
Rasulullah SAW, pastilah akan kuperangi mereka
karenanya
Lalu ‘Umar berkata, “Demi Allah, tidaklah yang demikian itu melainkan aku melihat
bahwa Allah telah melapangkan hati Abu Bakar untuk memerangi mereka, dan aku
mengerti bahwa itulah yang benar”. [HR. Bukhari juz hal. 50]
Muslim
juga meriwayatkan sebagai berikut : Dari Abu Hurairah, ia berkata : Setelah
Rasulullah SAW wafat kemudian Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, dan
orang-orang bangsa ‘Arab kembali kafir, maka ‘Umar (bin Khaththab) berkata
kepada Abu Bakar, “Mengapa engkau akan
memerangi mereka ? padahal Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia hingga mereka mengucapkan “La ilaaha illallooh (tidak ada Tuhan selain
Allah), maka barangsiapa telah mengucapkan Laa ilaaha illallooh, berarti dia
telah menjaga hartanya dan dirinya dariku, melainkan dengan haknya,
sedangkan
urusannya terserah kepada Allah”. Maka Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, sungguh aku akan memerangi orang
yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah hak harta. Demi
Allah, seandainya mereka enggan untuk menyerahkan zakat kepadaku yang dahulu
mereka biasa menyerahkannya kepada Rasulullah SAW, pastilah akan kuperangi
mereka karenanya.. Lalu ‘Umar bin Khaththab berkata, “Demi Allah, tidaklah yang
demikian itu melainkan aku melihat bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah melapangkan
hati Abu Bakar untuk memerangi mereka, dan aku mengerti bahwa itulah yang benar”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 51]
Bukhari
meriwayatkan bahwa agama Islam dibangun atas lima perkara Dari Ibnu
‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu didirikan atas lima
perkara, : Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad
adalah utusan, mendirikan shalat, membayar zakat, berhajji, dan puasa Ramadlan. [HR. Bukhari juz 1, hal. 8]
Al-Hafidh
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari Shalih bin Kaisan, dia berkata : Ketika kemurtadan terjadi,
maka Abu Bakar berpidato di hadapan manusia. Setelah memuji Allah dan menyanjung-Nya, dia berkata, “Segala puji
bagi Allah, yang telah memberi
petunjuk dan kecukupan, memberikan ni’mat- Nya dan memberi ke \ kayaan, sesungguhnya Allah ketika mengutus
Muhammad SAW, pada waktu itu dalam kondisi ilmu tercerai-berai, Islam dalam
keadaan asing dan dimusuhi, tali agama tempat berpegang telah lapuk dan
perjanjian mereka dengan Allah telah mereka lupakan, akhirnya mereka sesat.
Adapun Ahli Kitab, maka Allah telah membenci mereka, Allah tidak memberikan
kepada mereka kebaikan yang ada pada mereka, dan
tidak
pula memalingkan mereka dari kejelekan yang ada pada mereka. Mereka telah
merubah-rubah kitab suci mereka dan memasukkan perkara yang bukan isi Kitab ke
dalamnya. Adapun bangsa ‘Arab, mereka merasa aman, mengira mendapat perlindungan
Allah, padahal mereka tidak menyembah Allah dan tidak berdo’a kepada-Nya.
Merekalah orang yang paling sulit kehidupannya, paling sesat agamanya,
terombang-ambing dalam kebathilan, pindah ke sana kemari, hingga Allah menyatukan
mereka dengan datangnya Nabi Muhammad SAW, dan Allah menjadikan mereka ummat
yang pertengahan, Allah memenangkan mereka dengan para pengikutnya, dan Allah mengangkat
mereka di atas seluruh bangsa. Akhirnya Allah mewafarkan Nabinya SAW, maka
syaithan menyiapkan kendaraannya untuk menggiring
mereka,
dan menginginkan agar mereka binasa. Allah berfirman (yang artinya) Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu
berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalikke belakang, maka ia
tidak dapat mendatangkan mudlarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. [QS. Ali ‘Imraan : 144]
.Lalu
Abu Bakar melanjutkan pidatonya : Sesungguhnya orang-orang ‘Arab di sekitar kalian menolak
menyerahkan
zakat
kambing dan unta mereka, yang selama ini mereka tidak pernah sebakhil hari ini,
jika mereka mau kembali kepada kebenaran, berarti hari ini mereka menjadi orang
yang paling zuhud dan tidak pernah kalian memegang agama sekuat hari ini,
sebagaimana yang telah kalian rasakan keberkahan nabi kalian. Beliau telah
menyerahkan urusan kalian kepada Allah Yang Maha Mencukupi, Yang mendapati diri
beliau sebelumnya tersesat, kemudian Dia memberi beliau petunjuk, mendapati
beliau dalam keadaan miskin, lalu Dia mencukupi beliau. Allah berfirman (yang
artinya), “dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu daripadanya sampai akhir ayat”. [QS. Ali ‘Imraan : 103]
Kemudian
Abu Bakar melanjutkan pidatonya Demi Allah, aku tidak akan m embiarkannya, akan
kuperangi merekasebagaimana Allah telah memerintahkannya, hingga Dia memenuhi
janji-Nya dan menyempurnakan bagi kita janji-Nya, sehingga ada diantara kita yang
terbunuh mati syahid dan akan dimasukkan ke dalam surga, dan akan tersisa
diantara kita orang-orang sebagai generasi penerus dan khalifah di muka bumi
ini. Sesungguhnya ketentuan Allah adalah haq dan janji-Nya tidak akan Dia
ingkari. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi…sampai akhir ayat, [QS. An-Nuur :55]
Kemudian
beliau turun dari mimbar. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal. 703]